oblivious insanity

SERIBU KATA-KATA MUTIARA DIKALAHKAN OLEH SATU AKSI NYATA

oblivious insanity

yang ingin copas cantumkan SUMBERnya ya ^^

oblivious

Rabu, 06 April 2011

Aneka Macam Menyimak


BAB I
PENDAHULUAN
A.                Latar Belakang
Menyimak dalam kehidupan kita sudah tentu pernah dilakukan, entah itu menyimak secara langsung maupun tidak langsung. Dari penutur langsung dalam bentuk ceramah, diskusi, seminar dan berbagai macam lainnya, ada pula menyimak radio, televise, rekaman, telepon dan aneka macam menyimak lainnya. Beberapa situasi yang turut mengikutsertakan, kegiatan menyimak, baik di sekolah maupun diluar sekolah. Oleh karena itu ada baiknya kita meninjau terlebih dahulu kedudukan menyimak dalam kurikulum sekolah selanjutnya di luar sekolah. Dan  barulah kita memperbincangkan hal-hal atau situasi pelibat penyimak
B.                 permasalahan
adapun permasalahan situasi pelibat penyimak yang dimaksud antara lain:
a)      menyimak dalam kehidupan dan kurikulum;
b)      percakapan, diskusi:
c)      laporan-laporan;
d)     radio, televise, rekaman, telepon; dan
e)      aneka alas an menyimak


BAB II
PEMBAHASAN
1.                  Menyimak Dalam Kehidupan dan Kurikulum

  Penelitian mengenai menyimak baik dalam kehidupan maupun dalam kurikulum sekolah dapat dikatakan masih sangat langka. Paul T. Rankin dari Detroit Public Schools, pada tahun 1929 menyelesaikan sebuah survey mengenai penggunaan waktu dalam keempat keterampilan berbahasa. Dan hasilnya dapat di lihat sebagai berikut :
a)      Menulis                 9%
b)      Membaca               16%
c)      Berbicara               30%
d)     Menyimak             45%
Dalam kenyataan praktik, survey menyatakan bahwa pada umumnya kita menggunakan waktu untuk menyimak hampir tiga kali sebanyak waktu untuk membaca (sarana penting lainnya un tuk menerima informasi), tetapi anehnya sedikit sekali perhatian di berikan untuk menyimak.
Prof. James I. Brown dari University of Minnesota, selama tiga tahun mengadakan penelitian mengenai “mengapa beberapa orang dapat menyimak serta memahami apa yang mereka dengar sedangkan sebanyak 70% dari kata lisan atau ucapan itu hanya mendesing saja melalui telinga yang lainnya tanpa berhenti?”
Bagi orang yang tidak beranggapan bahwa menyimak adalah suatu faktor penting dalam pendidikan, dimohon merenungkan dalam-dalam bagaimana dia pertama kali belajar berbicara dalam bertingkah laku. Atau, tanyakanlah kepada seorang profesor berapa banyak mahasiswanya mendengarkan apa yang di kuliahkannya. Prof. Brown tersenyum dan menyeringai “yah begitulah; dan kita mengharapkan agar beberapa penelitian di adakan lebih baik lagi mengenai menyimak.”

Yang tergolong penyimak jelek (atau poor listeners) adalah :
1.1.            Mereka yang terlalu banyak mencatat secara terperinci. Mereka terlibat dalam seluk beluk mekanis keseluruhan kerangka kuliah sehingga lupa akan bagian-bagiannya. Atau, menyadari dari pengalaman bahwa mereka adalah penyimak yang jelek maka mereka membuat suatu “show” pembuatan catatan untuk menyenangkan hati mereka.
1.2.            Mereka tidak sanggup mengatasi gangguan.
1.3.            Mereka yang berjiwa argumentatif. Begitu mendengar seorang pembicara mengemukakan suatu teori, mereka sibuk untuk menyediakan argumentasi untuk itu. Si pembicara mungkin saja terus membuktikan  atau tidak membuktikan teori tersebut, tetapi mereka tidak mendengarnya. Semua perhatian mereka masih terpusat pada pernyataan asli tadi.
1.4.            Mereka yang berpura-pura menarik perhatian; duduk dengan tenang dan mengangguk angguk selama kuliah serta terus menatap wajah dosen.
1.5.            Mereka yang kurang menaruh perhatian pada materi yang di bicarakan dosen itu.

Kita mengetahui bahwa menyimak sebagai suatu aspek keterampilan berbahasa, dapat dikembangkan dengan :
                    i.                        Latihan terpimpin,
                  ii.                        Menjauhkan faktor-faktor menyimak yang jelek,
                iii.                        Meningkatkan atau memperkaya kosa kata, dan
                iv.                        Meningkatkan pengenalan kata-kata yang lebih baik dengan telinga ( seperti juga halnya dengan mata).
Dari penelitian yang telah dilakukannya, prof. Brown menarik kesimpulan bahwa 70% dari jam-jam bangun orang dewasa dipergunakan untuk berkomunikasi baik santai maupun serius dan 45% dari waktu tersebut digunakan untuk menyimak. Kebanyakan dari sesuatu yang kita pelajari dengan menyimak; dan kebiasaan menyimak yang jelek jelas berpengaruh pada keberhasilan pencapaian tujuan pada pengajaran (Salisbury, 1955;193).
2.                     Petunjuk, Keterangan, Pengumuman
 Untuk menjamin berlangsungnya kegiatan menyimak yang baik, efektif, serta atentif, guru terlebih dahulu harus yakin akan sesuatu yang hendak dikatakannya, dan bagaimana cara yang terbaik menyampaikannya. Dia harus menunggu sampai dia mendapat perhatian yang baik, dari para siswa, lalu ia mulai berbicara dengan bahasa yang sederhana, kalimat-kalimat serta frasa-frasa yang singkat, tegas, tepat, teratur, dan jelas dalam memberikan petunjuk-petunjuk serta menggunakan alat peraga melalui gerak-gerik, demonstasi-demonstrasi, atau gambar-gambar yang dapat memperjelas maksud dan tujuannya. Anak-anak hendaklah menaruh perhatian sebaik-baiknya sejak awal sampai akhir untuk meyakinkan bahwa mereka benar-benar memahami sesuatu yang disampaikan oleh pembicara. Akan tetapi, jika mereka tidak mengerti, hendaknya bertanggung jawab serta berkewajiban untuk mengemukakan pertanyaan-pertanyaan yang seyogyanya memperoleh serta mendatangkan informasi yang diinginkan.
Sebaiknya kelas para siswa meningkat ke jenjang yang lebih tinggi maka dengan sendirinya petunjuk-petunjuk keterangan pun semakin bertambah panjang dan berbelit-belit. Anak- anak yang telah belajar menyimak dengan baik di kelas-kelas yang lebih rendah tentu dapat mengurangi tuntutan-tuntutan yang lebih besar – berbarengan dengan bertambahnya kedewasaannya terhadap keterampilan menyimak mereka. Dengan suatu catatan, hal ini dapat berhasil kalau guru terus menerus membantu mereka memeroleh keterampilan keterampilan, seperti memperhatikan urutan ide-ide beserta hubungannya satu dengan yang lainnya, pernyataan-pernyataan yang bertentangan atau tidak saling menunjang dan prasangka-prasangka. Anak-anak kelas yang lebih tinggi juga hendaklah memikul serta menerima tanggung jawab yang semakin berat untuk membuat keterangan-keterangan yang jelas dan secara ekslusif memberikan petunjuk-petunjuk kepada teman-teman sekelasnya. Di samping itu juga mereka hendaknya belajar bagaimana caranya menumbuhkan perhatian yang lebih baik. Dan komprensif di pihak penyimaknya (Dawson [et all], 1963 : 155)
Demikianlah kita kita perbincangkan tiga jenis situasi atau aktivitas yang melibatkan menyimak secara atentif, berhasil atau tidaknya, dipahami atau tidaknya petunjuk-petunjuk, keterangan-keterangan serta pengumuman pengumuman sangat bergantu pada taraf penyimakan para penyimak, tergantuk pada perhatian yang mereka berikan : penuh perhatian atau hanya sekilas saja; atentif atau reseptif saja. Tentu saja tidak bisa di abaikan kesederhanaan, ketepatan, kemudahan, serta keterpahaman bahan yang di sajikan secara lisan itu.
3.                  Percakapan dan Diskusi
Percakapan atau konversasi merupakan aktivitas yang paling umum di antara tipe-tipe komunikasi lisan yang jelas, menuntut banyak kegiatan menyimak. Akan tetapi, biasanya kelompok konversasi ini kecil dan minat-minatnya pun langsung bersifat pribadi atau perseorangan maka kegiatan menyimak timbul dengan mudah, tanpa paksaan.
Disamping kegiatan yang telah di sebut tadi, di sekolah dan diluar sekolah, anak-anak sering ikut berpartisipasi dalam diskusiberbeda dengan konversasi yang mungkin melantur kesana-kemari, diskusi ini berpusat pada satu topic tunggal dan haruslah terus maju dalam suatu cara yang teratur menuju suatu titik keputusan. Apabila seorang siswa merupakan bagian dari suatu kelompok diskusi, hendaknya merasa bertanggung jawab untuk mengetahui topic apa yang sedang di pertimbangkan, mengikuti urutan pikiran siap sedia member sumbangan tepat pada waktunya, berfaedah, dan menyimak secara evaluatif terhadap persoalan yang dikemukakan oleh rekan-rekannya.
 Percakapan dan diskusi menempa kita menjadi masyarakat yang aktif, reseptif, responsif, atentif, terbuka menerima pendapat dan pendirian orang lain, bahkan kritik dan cacian mereka.
4.                  Laporan
Laporan-laporan memang diperlukan bila kelompok-kelompok kecil ikut serta bekerja dalam panitia yang ada hubungannya dengan suatu kegiatan kelas; contoh : jika seorang individu mengamati atau membaca untuk mempelajari jawaban bagi suatu pertanyaan yang timbul dalam suatu kegiatan belajar, atau ketika dia mengadakan suatu percobaan.
5.                  Radio, Televisi, Rekaman, dan telepon
Ragam situasi menyimak oleh perlengkapan di atas, antara lain :
5.1.          Menyimak sekunder, musik dipasang pelan-pelan sebagai latar belakang;
5.2.          Menyimak sosial atau menyimak konversasional, kita berbicara ditelepon;
5.3.            Menyimak apresiasif, drama yang baik atau music yang merdu di pegelarkan atau di pentaskan;
5.4.            Menyimak ekspolasif atau menyimak introgatif, kita di berikan resep-resep mengenai cuaca;
5.5.            Menyimak konsetratif dan menyimak kritis, masalah-masalah penting di diskusikan oleh para politikus dan para pakar dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan.

6.                  Aneka Alasan Menyimak

6.1.            Karena ingin mempelajari sesuatu dari bahan simakan. Banyak cara untuk belajar. Salah satu di antaranya dengan menyimak. Kita menyimak suatu ceramah, suatu diskusi, atau suatu kuliah karena kita yakin bahwa dari ceramah, diskusi, atau kuliah itu kita dapat memperoleh suatu ilmu pengetahuan, suuatu yang baru yang dapat mengubah kita “dari tidak tahu menjadi tahu”, apalagi kalau yang berbicara itu adalah pakar yang terkenal dalam suatu bidang studi. Karena keyakinan ini, dan juga hasrat menambah pengetahuan, terkdang kita memang asik menyimak, seolah lupa segalanya seluruh perhatian kita curahkan kepada pembicaraan yang disampaikan.
6.2.            Karena ingin mengikat hati orang lain hidup ini adalah memberikan dan menerima, menghargai dan di hargai. Salah satu dapat mengikat hati orang lain adalah menyimaknya baik-baik pada waktu dia berbicara. Bagi orang yang sering di muka umum akan jelas terasa betapa sedihnya tidak menyimak atau mendengarkan ceramahnya. Setiap pembicara akan senang dan  menaruh simpati kepada orang-orang yang menyimak ujarannya. Karena sadar akan hal itu, kita tidak usah heran bila ada penyimak yang memanfaatkan moment tersebut dengan perkataan lain, alasan utama bagi dia untuk menyimak adalah menarik simpati memikat hati pembicara dan partisipan lainya.
6.3.            Karena ingin menjadi orang yang sopan santun. Slah satu cirri orang yang sopan santun adalah rela dan mau menyimak pembicaraan apalagi isi hati, keluhan, dan pesan orang lain.
6.4.            Karena ingin mencari keuntungan uang. Dalam dunia modern ini ada saja orang bisa hidup hanya dari kegiatan menyimak.
6.5.            Karena ingin memperoleh manfaat dari bahan simakan. Selain keuntungan materi atau uang, maka dari kegiatan menyimak seseorang dapat pula memetik manFaat moral, yang non material.
6.6.            Karena ingin menghilangkan rasa bosan. Terkadang, kita tidak dapat menghindarkan rasa bosan atau bias/a jenuh dari suatu hal.
6.7.            Karena ingin membandingkan beberapa dapat. Penjelasan atau keterangan mengenai suatu bidang studi dapatt kita peroleh dari berbagai sumber termasuk sumber lisan.
6.8.            Karena ingin memperluas pandangan dan pengertian dalah satu untuk memperluas pandangan dan mempermantap pengertian atau pemahaman suatu topik adalah menyimak sebanyak mungkin pandangan dan gagasan beberapa ahli.
6.9.            Karena ingin memenuhi rasa ingin tahu. kita manusia mempunyai rasa ingin tahu terhadap sesuatu.
6.10.        Karena ingin disenangi orang lain. Seorang pembimbing atau penyuluh haruslah seorang penyimak yang sabar
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Yang pertama bahwa empat puluh lima persen dari waktu berkomunikasi dengan keterampilan berbahasa dipergunakan untuk kegiatan menyimak. Lalu yang kedua orang yang termasuk penyimak jelek adalah mereka yang (1) terlalu banyak mencatat secara terperinci (2) tidak sanggup mengatasi gangguan (3) berpura-pura menarik perhatian dan (4) kurang menaruh perhatian pada materi pembicaraan. Dan yang terakhir adalah petunjuk, keterangan, pengumuman, percakapan, diskusi, laporan, radio, televisi, dan telepon menuntut simakan yang serius









DAFTAR PUSTAKA
1.      Dawson, Mildred A. [et all]. 1963. Guiding language learning. New York; Harcort, Bruce & World, Inc.
2.      Hunt, Gary T. 1981. Public speaking. Englewood Cliffs: Prentice Hall, Inc.
3.      Salisbury, Rachel. 1955. Better Language and Thinking. New York: Appleton-Century-Crofts Inc.
4.      Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: penerbit Angkasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar